Selasa, 18 Mei 2010

Pengembangan Model-Model Pembelajaran Matematika Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil (Saptono, 2003:32). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya.
Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap pendapat temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing menyajikan hasil pekerjaannya didepan kelas untuk didiskusikan dengan seluruh siswa.

2. Unsur-unsur dan Ciri-ciri Cooperative Learning
Menurut Lundgren (Sukarmin, 2002:2), Unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar cooperative learning lebih efektif adalah sebagai berikut :
a.Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

b.Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c.Para siswa berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
d.Para siswa harus membagi tugas dan bertanggung jawab sama besarnya diantara anggota kelompok.
e.Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
f.Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
g.Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sementara itu, menurut Nur (2001: 3) pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskan materi belajarnya.
b.Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
d.Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

3.Penerapan Cooperative Learning
Penerapan pembelajaran kooperatif dalam pembelajarn di kelas didasarkan pada teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep sulit apabila mereka saling mendiskusikan dan sharing pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu prestasi akademik, penerimaan akan penghargaan, dan pengembangan keterampilan sosial.
Melalui pembelajaran model ini, diharapkan dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan dalam bentuk tulisan. Tugas kelompok dapat memacu semangat belajar siswa untuk bekerja sama, saling membantu dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Cooperative learning dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif. Siswa belajar membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah matematika. Terjadinya interaksi dalam kelompok, dapat melatih siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Melalui model ini dapat meningkatkan berpikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Penerapan pembelajaran kooperatif pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemandirian berpikir siswa (Kumastuti, 2002).
Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa tipe cooperative learning adalah STAD dan Jigsaw. STAD (Student Team Achievement Division) adalah tipe pembelajaran dengan ciri, guru menyampaikan suatu materi, kemudian siswa bergabung dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Setelah selesai, mereka menyerahkan pekerjaan secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru. Sedangkan pada model Jigsaw, setiap anggota kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Para siswa bertemu dengan anggota kelompok lain yang mempelajari topik yang sama untuk saling tukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula untuk menyampaikan yang diperoleh kepada teman-teman di kelompoknya. Para siwa kemudian diberi tes/kuis secara individual oleh guru. Skor hasil kuis/tes, dapat digunakan untuk menentukan skor individu maupun skor kelompok.
Ada beberapa cara menggunakan ”cooperative learning” dalam pembelajaran matematika, yakni:
a.Dengan memanfaatkan tugas rumah.
b.Pembahasan materi baru.
Menurut Akbar Sutawijaya (2002 : 358), pembelajaran kooperatif adalah salah satu alternatif yang perlu digalakkan dalam konstruktivisme, karena pertimbangan sebagai berikut.
a.Siswa yang sedang menyelesaikan masalah bersama-sama dengan teman sekelas, akan dapat menumbuhkan refleksi yang membutuhkan kesadaran tentang apa yang sedang dipikirkan dan dikerjakan.
b.Menjelaskan kepada temannya biasanya mengarah kepada suatu pemahaman yang lebih kuat dan sering menemukan ketidakkonsistenan pada pikirannya sendiri.
c.Ketika suatu kelompok kecil menerangkan solusinya ke seluruh kelas (tidak peduli apakah solusi itu cocok atau tidak), kelompok memperoleh kesempatan berharga untuk mempelajari hasil yang diperoleh.
d.Mengetahui bahwa ada teman sekelompok belum bisa menjawab, akan meningkatkan gairah setiap anggota kelompok untuk mencoba menemukan jawabannya.
e.Keberhasilan suatu kelompok menemukan suatu jawaban, akan menumbuhkan motivasi untuk menghadapi masalah baru.

4.Implikasi Cooperative Learning
Contoh penerapan cooperative learning:
Standar Kompetensi : 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mengelompokkan bangun datar.
Penerapan : Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk mengelompokkan bangun datar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toggle